Entah Kenapa

Tak jarang  sebagai wanita merasa terperangkap dalam suatu keadaan yang sebenarnya tidak kita sukai, dan mungkin tidak terharapkan untuk terjadi, hanya karena menolak perasaan orang lain.

Disini,,,,,

Dimana saya mengalami kesulitan menolak suatu perasaan untuk mengatakan yang tidak saya sukai tanpa merasa bersalah sesudahnya. 

Mungkinkah ada hubungannya dengan "ewuh pakewuh" ? 
Yang dimana mengajari kita untuk selalu berbuat baik pada setiap orang. Akibatnya menolak suatu hal dianggap sebagai sesuatu yang salah karena membuat orang lain tersinggung atau tidak senang, bahkan bisa - bisa sampai patah hati.

Sebelumnya jangan menyalahkan kepekaan dan jangan menyalahkan ewuh pakewuh.

Kami mengenal sudah lebih  beberapa tahun. Entah kenapa pada hari itu kejujuran akan perasaan dan semuanya terucap darinya.

Entah angin apa yang terjadi ketika hari itu. 

Atau mungkin dia barusan kejedot dan lupa tidak diusap kepalanya ? Ohh, mungkin tidak keduanya. 

Kemudian, apa yang membuatnya mengungkapkan kejujuran yang tidak siap saya dengar saat itu ?

Benar, saat itu juga saya bercerita dengan teman saya. Teman saya paham akan kejadian yang saya alami, Ia juga paham kalau ternyata si dia mempunyai rasa demikian sejak lama pada saya.

Malam ini, masih dengan orang yang sama. 

Pengungkapan yang sudah pernah terucap dan terucapkan lagi. 

Ikrar "jomlo sampai halal" masih terpegang oleh saya. 

"Tapi tetap bersabar dan terus menunggu kelak bisa bertemu " itu adalah sebuah jawab singkat darinya.

Plis, jangan membuat saya merasa sedikit bersalah dengan keadaan. 

Haissh, apa yang harus dikatakan untuk hal ini ? 

Awalnya saya positif thinking untuk berpikir, mungkin dia lupa kalau pernah melakukan hal semacam itu, yaa mungkin dia lupa. Namun, sialnya kenapa saya harus ingat dengan alur yang terjadi sebelumnya. 

Haissh, apa yang harus dikatakan untuk hal ini ??

Mengatakan Tidak secara frontal  ? Apa itu yang dibutuhkan dan yang terbaik. Mungkin, karena sebelumnya saya hanya menolak dengan bahasa yang sangat sopan dan berusaha tidak menyakiti.

Ohh, think again! 

Mengatakan Yes, But ? Pola ini seperti mengangkat orang , lalu menjatuhkannya lagi dengan keras. 
Tidak, aku bukanlah orang yang seperti itu. 
Saya memilih untuk mengatakan penolakan secara singkat yang ke dua kalinya dengan alasan yang jelas dan benar.  
Alhasil itu tidak berhasil dan saya pun  pindah topik untuk pengalihan pembicaraan. 
Sebenarnya saya juga mampu untuk menghindar namun saya tidak memilih cara itu. Atau, saya harus mencoba ? Think Again !


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan bukan kekecewaan !

One Day !

Jadi Begini !