Keep calm

Beberapa hari kemarin aku direpotkan dengan panggilan interview dan tes komputer. Aku banyak sekali bertemu dan berpapasan dengan orang yang seumuran, bahkan senior jauh diatasku. Mereka juga salah satu dari pencari peluang kerja. Menurut informasi yg aku dapat dari lambe turah para wanita, kebanyakan pekerja diambil dari wanita yg belum menikah. Wuih, sebagai status penyanyi solo alias single. Aku merasa mendapat nilai plus dari mereka para wanita yang sudah pernah menikah. Namun, dari pengalaman kehidupan mereka wanita yg sudah pernah menikah tetaplah guru besar kehidupanku. Memamg umur 20 tahun keatas sudah waktunya memikirkan hal seperti itu ya?

Beberapa hari kemarin juga aku diajakin seseorang buat finding buku novel bahasa jawa. Aku mikir, ini orang kenapa ya. Aku negative thinking buat mikir. Sebegitunya seorang wanita ingin menjadi putri daerah buat calon mertua dan keluarga suami?
Sempat tercengang juga sih akunya harus menemani seseorang itu menemukan buku yang ia inginkan.

Skip... Kita gak dapat buku yang dimaksudkan...

Beberapa hari kemarin juga ada sesorang yang bercerit kepadaku. Mbak, motivasiin dong biar tegar ngehadapin ketolak SMBPTN. Mbak dulu gimana, biar tegar dan mbak sampe sekarang tetap tersenyum, mbak kan lulusan SMA ternama, tp kuliahnya di lokal aja. Omg. Ini kalimat mengingatkan masa perjuangan 6 tahun silam.

Skip... Adek itu terpuaskan dengan jawabanku...

Terkadang aku mah mikir, jodoh, rezeki kematian udah ada yg ngatur. Kenapa juga merisuakan hal yang belum pasti saja? Bukannya masih ada yang perlu di pikirkan selain itu ya? Lakukan yang ada dan terlihat selagi mampu and just be the best do the best.
Pertanyaan lagi. Dengan cara apa? Bagaimana?
Mungkin versi ini yang berbeda diantara satu sama lain.
Sebenernya kampus adalah lahan untuk mencari ilmu, bukan untuk memasukkan seseorang biar mudah mendapat kerjaan.  Kampus mengantarkan kita untuk mendapatkan ijazah, pengetahuan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Selebihnya setelah lulus kembali kepada individu.

Dan bukannya Tuhan sudah menggariskan takdir untuk umatnya?

Jadi gak perlu iri dengan takdir orang kan? Contohnya lain adalah, ntar aku diakhirat kira kira bakal masuk surga atau neraka ya? Ntar kalau aku sekolah swasta susah dapat kerja nggak ya?  Lulusan negeri aja banyak yg masih nganggur ijazahnya.

Yelah, aku aja mikir pasti semua wanita masuk neraka dulu setidaknya dicelup sedikit aja.  Selebihnya masukin surga ya Tuhan. Aku mah sadar diri aja. Mungkin aku kerap sekali berharap pada Tuhan hingga aku lupa harus menjalankan kewajibannya. Bahkan menundanya. Hiks atiitnya. Emmh, hello para adek emes yang baru sekali mengalami penolakan. Sabarnya mungkin emang memberi petuah lebih mudah daripada menjalani petuah. Dan untuk ijazah dan pemilik ijazah yang lagi menjamur dirumah jangan sedih ya. Mungkin saja emang belum waktunya dan belum kesempatan untuk bekerja. Karena,  Tuhan masih menyuruhmu lebih berbakti kepada orang tua di rumah.

Kadang suka bingung dan gatau gimana cara menyikapi suatu hal karena terlalu banyak yang dipikirkan meski berusaha untuk dijalankan.

Ada kalanya butuh penompang, mungkin pilar yang gede dari beton biar keyakinan dan kekuatan diri nggak sampai ambruk. Jikapun ambruk pilarmu jangan salahkan orang lain, salahkan aja dirimu sendiri. Kali aja dasar pondasinya kurang kuat.

Terima kasih semua orang baik yang selalu menambahkan komposisi dalam membangun dasar pilar kehidupan ☺

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan bukan kekecewaan !

One Day !

Jadi Begini !