WHY ?
worried |
Apa yang telah aku lakukan
sehingga aku patut mendapatkan ini ? sesuatu tampak buruk. Dan mungkin juga ia
penuh dengan rasa kecewa karena keadaan yang sedang menimpaku. Kejadian itu
membuat keluargaku tercengang. Keadaan ini adalah keadaan dimana aku pertama
kehilangan semua isi dompet dan Hp ku. Mungkin total kerugian kurang lebih ya hampir
deh kalau 2jt. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk kejadian itu,
aku hanya mampu untuk bercerita pada setiap orang yang bertanya dan meskipun
aku sudah tahu kalimat yang mereka lontarkan itu sama. Pada hasil akhir pasti
bilang sabar ya, kalau itu rezeki dan hak mu pasti kembali. Tidak para pihak
keamanan dan kenyamanan sampai teman sekelaspun begitu kok. Please ! Yaa
setidaknya aku mampu memuaskan kejengkelanku dengan pencuri. Entah kenapa harus aku , dan pada waktu itu
!!! Hari ini tepat 7 hari dari kehilangan tersebut. Kalaupun kembali, ya
Alhamdulillah. Berharap sebelum aku ngurus SIM dan STNK itu barang balik.
Amiin.
Dear pencuri ! Aku paham kok
kalau kamu butuh dana tambahan untuk kebutuhanmu. Coba deh bilang baik – baik
biar kita sama enaknya bukan. Mungkin kamu melakukan ini juga terpaksa bukan ?
kalau sudah begini bagaimana coba ? Atau mungkin kamu belum pernah merasakan
rasanya kehilangan barang ya ? Atau mungkin kamu punya kelainan ? Ups, semakin
aku mengingat kejadian itu semakin benci sama kamu deh pencuri dompet dan HP.
Semoga suatu saat kamu mendapatkan risky yang banyak. Amiin. Semoga aku korban terakhir.
Setidaknya tidak ada yang kamu repotkan setelah aku gitu. Dan tidak ada
salahnya juga, jika aku mendapatkan risky yang lebih banyak dan lebih baik
darimu suatu saat nanti. Tapi, ngomong – ngomong. Terima kasih atas pelajaran
yang kamu berikan kepadaku pencuri. Mungkin aku harus lebih waspada lagi untuk
menjalani kehidupan dengan orang asing yang ada disekitar kehidupanku.
Detik itu pula 19.45 WIB .
Segala sesuatu tampak buruk
bagiku. Sebenarnya bukan aku saja, tbagi temanku juga, soalnya HP dia juga
diambil. Ketika itu, banyak orang berputus asa juga melihat kami. Dan bahkan
kabut di balkon atap kosan temanku menggambarkan dunia yang tengah diselimuti
duka cita.
Namun, Detik ini, waktu ini,
malam kemarin, aku duduk sendiri di kursi dengan keyboardku,,,, santai , nyaman
dan tentram. Namun dalam pikiranku selalu terlintas. Mengapa harus begini ?
Sambil duduk sambil menulis rangkaian kata ini, kuperhatikan beberapa wajah
yang begitu kukenal yang tertampang pada sejumlah potret di dinding kamar
rumahku. Senyum mereka mengingatkanku pada keberhasilan mengatasi pertarungan
hidup. Salah satunya adalah foto ibuku ketika kami foto di depan rumah. Dia
berpakaian yang mencerminkan kedudukan sebagai seorang guru. Tetapi, senyumnya
yang sedikit kurang lebar itu seperti senyum anak sekolahan yang memperlihatkan
sosok perempuan dewasa di balik senyuman itu.
Ibuku memiliki cinta yang tak terhingga
kepada kehidupan apalagi kehidupan untuk keluarganya. Mungkin aku adalah salah
satu anak dari beberapa sodaraku yang mewarisi semangatnya. Ibu sering kali
memperkaya waktunya untuk melakukan apa saja yang dapat dilakukannya, Ibuku bisa
diibaratkan dengan buku elektronik yang mampu memberikan pelajaran tentang cara
bertahan di masa sulit, dan yang terbaik, Ibu berhasil menyelesaikan masa
sulitnya dengan diiringi kemenangan sampai senyum yang lebar.
Disini aku tersadar, Apabila aku
mengeluh karena aku terlalu sibuk untuk mengurus keadaanku yang menyedihkan itu
hanya akan membuat warisan semangat dari ibuku hilang bukan ? Walaupun dunia
ini bergulir dalam kekacauan, hati dan rumahku tetap di penuhi dengan kedamaian
bukan. Aku merasa tidak melakukan apa pun untuk mendapatkan kebahagiaan
untuknya. Mungkin sesaat aku wajib untuk
menundukkan kepala dan mengucapkan syukur kepada-Nya. Bahwa aku mempunyai
mereka yang selalu ada disetiap aku mengalami kepedihan kehidupan.
Komentar
Posting Komentar