Mengucapkan Terima Kasih
Hampir semua hal yang menghampiri
kehidupanku adalah hal – hal yang tidak terduga dan tak terencanakan.
Suatu hari, masih dibulan juni
2014. Aku dan temanku serta temanku yang satunya. Mungkin (temanku satunya) disini
tidak akan aku bahasa karena peran dia minim. Bisa dikata dia sebagai tokoh
ketiga bukan pelaku utama.
Pada siang hari dengan terik
matahari di bulan juni 2014, aku ditemani HPku nokia E5 di dekat meja sambil
mengerjakan laporan. Sebelumnya emang udah ada conversations yang menandakan
bahwa kita akan ketemu untuk saling sapa dan berpamitan. Blablablaaaa……
beberapa detik, menit berlalu dan tiba waktu untuk bersiap diri . sambil
menunggu kabar selanjutnya, aku kerjakan laporan. Beberapa baris aku menulis,
hpku bunyi biasanya kalau terdengar cart alert sih, Ada chat masuk, sambil menyeret HP yang ada diujung meja, aku
buka massage. Singkatnya begini :
“ Sudah selesai nyuci?”
“ sudah , sambil ngakak gitu. Aku
berangkat ya “
“Iya, aku juga berangkat kalo
gitu”
“oke”
Berangkat deh , harusnya sih aku
berangkat 5’ lebih awal dari temanku soalnya jarak tempuh kami beda. Yah,
entahlah. Nah temanku sampai di TKP 5’ lebih awal dari pada aku. Sempat
berpikir sih, menunggu 5’ gpp kali ya, hemm, yaa mungkin memang tidak apalah ,
namanya juga
Miss komunikasi hehe. . Nah, aku Nampak apatis dengan Keadaan yang
aku buat. Oke next !
Sesampai ditempat itu, kami
saling sapa. Sebenarnya kita bukan saling sapa untuk yang pertama kali mengenal
sih, udah kenal kok sebelumnya. Hanya saja karena jarak yang memisahkan ia
dengan tempat tinggalnya secara temporer.
Nah, waktu itu, kami sempat untuk
ngobrol saling bertemu dan saling
sapa. Mungkin ini perdana yang aku lakukan untuk temanku karena permintaan
dalam percakapan sebelumnya.
Hanya beberapa menit kita makan
dan usai, kita menuju tempat yang berbeda untuk berganti kegiatan. 20 menit
kita perjalanan, melewati beberapa rambu lalulintas untuk menuju tempat tujuan
berikutny. Ketika itu diparkiran, masukin motor, rapikan, lepas helm dan Aku
sadar dengan keadaanku saat itu, aku mengambil dan memasukkan kunci motor Honda
ke dalam dompet aku. Emang sih , aku membawa 2 tas, yang satu tas di tangan
dan satunya tas yang buat isi buku laporan untuk dikasihkan temanku di rumahnya
sehabis aku dan temanku main. Sret sret zet zet zet kita meninggalkan tempat parkiran.
Aku menuju tempat penitipan
barang, udah dapat nomor deh 224 untuk tas yang aku titipkan. Sehabis itu, kita
pergi dari penitipan barang,ngobrol beberapa menit sambil melihat mading yang
tertera beberapa screen film yang ditempel. Reflek wanitaable, tangan ini tiba –
tiba meraba tas merah yang aku bawa dipundak lengan atas kiriku.
Dengan wajah yang pucat pasi dan
kegugupan, serta keadaan tas yang lebih ringan dari biasanya baru aku sadari
setelah beberapa menit aku berdiri di depan mading. Aku kembali ke tempat
penitipan barang, aku seen barang yang aku titipin, mbak coba tas yang itu
dong, nothing !
Kalau aku orang inggris , mungkin
bahasa keren yang akan aku ucapkan sambil teriak – teriak ,
“where is my wallet”
“where is my wallet”
“where is my wallet”
Tapi aku hanya bilang, Lho dimana
dompetku ? :(
Kurasakan kulit, kaki dan seluruh
tubuhku terasa hangat dan cemas, takut. Mana pula kunci motor disituuu.
Tanpa ba bi bu . Aku hanya ingin memegang dan mengharapkan dompetku kembali.
Kesana kemari aku dan temanku membantu untuk memecahkan keadaan itu.
Dimana dompetku ?
Di tas
GAk ada
Aku pergi meninggalkan temanku
yang di tempat penitipan barang.
Aku kembali ke keparkiran, temanku menguntit dibelakangku, Auuh , nggak ada. Gimana nih ?
Kami nampak gusar dan cemas . Aku
sih takut kepayang. Aku tak tau harus bagaimana , rasanya kehilangan dompet
ditempat umum itu wow banget. Aku pengen balik dan ambil barang ke penetipan
barang lagi deh.
Kami pun kembali ke tempat
penitipan barang. Perjalanan, mau menuju ke tempat penitipan barang. Hanya
beberapa menit dari parkir , aku melangkahkan kaki,tiba – tiba ada yang manggilku.
Mbak ! Kenapa ? cari dompet ? WAW ! Sekarang aku merasakan kelegaan sedikit.
Iya buk, dan bodohnya, aku hanya menjawab. Iya bu. Saya mencari dompet. Melihat
ibunya sehabis memanggilku tadi, ibuknya Nampak mau mengambilkan sesuatu yang
ada di loker meja, tanpa berpikir, kaki ku langsung menghampiri ibu tersebut. Dan, Alhamdulillah. Ibu penjaga kamar mandi
menemukan dompetku. Mengucapkan Terima Kasih dengan penuh rasa syukur dompet itu
kembali dengan baik – baik saja. Hehehe
:*
Disini awal merepotkan,karena
ulahku,dia membantuku lagiuntuk memngucapkan terima kasih kepada ibu itu dengan nominal yang ada didompetnya. –“ Yahh, mungkin ini kejadian yang membuatku kikuk dihadapan
orang lain.
Awal merepotkan lagi,2xmotor kami
masuk tempat parkiran, karena tas yang berisi laporanku tertinggal dipenitipan
barang. Meskipun masuk parkir yang ke 2 tersebut ada keperluan lain yaitu “oculus”
yang tidak paham deh alur ceritanya gimana itu film.
Peristiwa itu, saat dimana aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan selain Mengucapkan Terima Kasih.
Mungkin hal yang ia sempat uacapkan untuk bertemu untuk menyapa sekaligus berpamitan. Kejadian ini sudah cukup untuk membawa kesan untuk dibawa.
Komentar
Posting Komentar